Jakarta– PT PLN Indonesia Power (PLN IP) mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas total 500 megawatt (MW) di 5 lokasi strategis di Indonesia. Proyek ambisius ini merupakan bagian dari Proyek Hijaunesia 2023, sebuah inisiatif PLN IP untuk mendorong transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
**Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN IP**, mengungkapkan, “Proyek PLTS 500 MW ini merupakan langkah besar dalam upaya kami untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam portofolio pembangkit PLN IP. Kami optimis bahwa proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan energi nasional.”
Untuk mempercepat realisasi proyek, PLN IP menjalankan berbagai tahapan pembangunan secara paralel, mulai dari pra-seleksi mitra, pemilihan lender, hingga proses perizinan. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat commercial operation date (COD) dari masing-masing PLTS.
Antusiasme terhadap proyek ini juga terlihat dari tingginya minat para calon mitra dan kontraktor EPC, baik dari dalam maupun luar negeri. Tercatat 33 peserta telah mengikuti proses tender dan saat ini sedang memasuki tahap evaluasi.
“Kami sangat mengapresiasi minat yang tinggi dari berbagai pihak terhadap proyek PLTS 500 MW ini. Hal ini menunjukkan kepercayaan terhadap komitmen PLN IP dalam mengembangkan energi bersih dan berkelanjutan,” ujar Edwin.
Selain itu, PLN IP juga berkomitmen untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek ini. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja.
Proyek PLTS 500 MW ini merupakan bagian dari target PLN IP untuk mengembangkan pembangkit EBT hingga 2,78 GW pada tahun 2028, yang diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 2 juta ton. Dengan langkah nyata ini, PLN IP membuktikan komitmennya dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia.