Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) menandatangani Joint Development Agreement (JDA) untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi nasional, mencapai target Enhanced National Determined Contribution (NDC), dan mewujudkan program Net Zero Emission (NZE).
Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menegaskan komitmen perusahaan dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT), khususnya panas bumi. "Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, mencapai 40% dari cadangan dunia. Potensi ini perlu terus dikembangkan untuk menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan," ujarnya.
JDA ini merupakan kelanjutan dari Joint Development Study Agreement (JDSA) yang ditandatangani pada Februari 2024. Fokus utama JDA adalah pengembangan proyek co-generation di dua wilayah kerja panas bumi, yaitu PLTP Ulubelu dan PLTP Lahendong, dengan memanfaatkan energi brine untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik.
"Kami optimistis kolaborasi ini akan merangsang pemanfaatan potensi panas bumi yang ada, sehingga dapat mempercepat transisi energi nasional dan mencapai target NZE," tambah Edwin.
Pengembangan awal PLTP co-generation (binary plant) di PLTP Ulubelu dan PLTP Lahendong berpotensi menambah kapasitas terpasang sebesar 45 MW. Dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi terkini, pemanfaatan energi panas bumi dapat ditingkatkan, sehingga kontribusi EBT dalam pemenuhan kebutuhan listrik nasional semakin besar.
Sinergi antara PLN IP dan PGE ini diharapkan dapat menjadi model bagi kolaborasi serupa di masa depan, guna mempercepat transisi energi dan mendukung target nasional dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan.