JAKARTA-Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terlibat aktif pada gelaran 18th LNG Supplies for Asian Markets 2024 yang diselenggarakan pada 5-6 Maret di ONE 15 Marina Sentosa Cove, Singapura. Di kesempatan ini PLN EPI membuka lebar ruang kolaborasi dalam pengembangan Liquified Natural Gas (LNG) di Indonesia sebagai langkah dalam mencapai transisi energi.
Untuk itu Darmawan mengajak berkolaborasi pada 200 pengambil keputusan utama dan eksekutif senior dari 20 negara yang hadir untuk ikut mengembangkan pasar LNG di Indonesia.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara melanjutkan, bahwa keberadaan energi gas dalam roadmap transisi energi sangat vital untuk mendampingi penggunaan EBT yang memiliki kelemahan intermittensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas juga dinilai bisa direalisasikan dengan cepat hanya dalam 3-4 tahun.
”Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah dengan gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti hydro dan geothermal,” ucap Iwan
Ketergantungan PLN pada gas juga dibutuhkan untuk mengkompensasi penurunan produksi gas pipeline dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Untuk itu PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar/bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan.
Tak hanya itu Rahmat Dewanto Direktur Gas dan BBM PLN EPI menambahkan, PLN juga telah memiliki strategi jitu dalam mengatasi tiap tantangan terkait intermittensi dan juga mismatch antara posisi EBT dengan pusat demand yang berada di perkotaan. Strategi ini dinamanakan Accelerating Renewable Energy Development (ARED).
Di dalam ARED kata Rakhmad PLN membangun smart grid dengan smart power plant dan flexible generation yang dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan smart meter sebagai jalan keluar dari tantangan intermittensi EBT. Selanjutnya, juga terdapat Green Enabling Super Grid yang mampu menghubungkan sistem kelistrikan yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain.
“Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami yakin target kita hingga tahun 2040 dapat terlaksana dan kami telah menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia,” ucap Rakhmad.
Rakhmad melanjutkan, bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI telah mentransformasikan dirinya secara holistik melalui optimalisasi aset dan infrastruktur. Selanjutnya PLN EPI meningkatkan transparansi dan efisiensi begitu juga pada aspek keamanan dan fleksibilitas melalui kontrak multi destination contract.
”PLN EPI sukses bertransformasi dari sebelumnya terfragmentasi kini semua terkonsolidasi. Sebagai jantung pasokan Gas dan LNG untuk Pembangkit Listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas potensial global untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” tutup Rakhmad.